banner saya
MASIGNCLEAN101

Allah Akan Membinasakan Riba Dan Menyuburkan Sedekah

Allah Akan Membinasakan Riba Dan Menyuburkan Sedekah
image credit from merdeka.com


Diantara dosa - dosa besar adalah dosa memakan riba, ketika seseorang telah mengucapkan sya`hadat maka diharamkan darah baginya, begitu juga dia sudah siap dengan aturan - aturan pada Islam, dia akan mendapat keberkahan dan kemenangan manakala dapat mentaati dan menjauhi larang Allah serta ikhlas berjuang dijalan Allah. Firman Allah :






"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan". [QS. ALI IMRAN 3:130] 

        Allah SWT melarang perpindahan harta dari seorang ke orang lain dengan cara yang batil, dalam fikih tidak boleh ada transaksi jual beli yang diterapkan pada pinjam meminjam, waris, hibah, sedekah dsb, semua itu adalah bentuk Allah melindungi harta seseorang. Akivitas transakasi yang merusak ini adalah bentuk riba, riba adalah aktivitas yang batil, biasanya terjadi pada simpan meminjam dan jual beli, maka bisa kita lihat antara pinjam meminjam, utang piutang, landasannya berbeda dengan jual beli.
        Dalam utang piutang tujuannya adalah kasih sayang, semangat yang dilakukan ini adalah kasih sayang, semangat kasih sayang akan berbeda jika ada udang dibalik batu yaitu riba. Misal pinjam 1 juta tapi mengembalikan 1 juta lebih, atau riba secara maknawi, 1 juta dibalas dengan 1 juta ditambah sesuatu yg lain misal tanah dsb. Misal lagi pinjam 1 juta, 3 bulan kita kembalikan ketika pada waktunya membayar kita tidak mampu membayar lalu ada penambahan maka itu tidak diperbolehkan, Ini sudah termasuk riba yg populer sejak zaman jahiliah.
        Riba pada transaksi jual beli, hakikatnya jual beli bertujuan mendapatkan keuntungan, silahkan juat beli yang penting terpenuhinya sah, mngambil keuntungan sebaik mungkin sebarokah mungkin, ambil 100 atau 200 persen boleh yg penting barokah. Islam menerapkan semangat bekerja, beraktivitas kemudian mendapatkan keuntungan disitu.
Disebutkan berkenaan dengan riba adalah tambahan pada barang yang khusus. Ini menunjukkan bahwa riba tidaklah berlaku pada setiap tambahan. Dalam jual beli misalnya, kita menukar satu mobil dengan dua mobil, maka tidak ada masalah karena mobil bukan barang ribawi. Jika kita menukar kitab dengan dua kitab, juga tidak masalah. Namun dikatakan riba ketika ada tambahan dan terjadi pada barang yang diharamkan adanya sesuatu tambahan. Barang semacam ini dikenal dengan barang atau komoditi ribawi. Sebagaimana disebutkan pada hadist berikut: “Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, maka jumlah (takaran atau timbangan) harus sama dan dibayar kontan (tunai). Barangsiapa menambah atau meminta tambahan, maka ia telah berbuat riba. Orang yang mengambil tambahan tersebut dan orang yang memberinya sama-sama berada dalam dosa.” (HR. Muslim no. 1584)
        Emas, perak, kurma, gandum, tepung, garam, bahan bahan inilah objek terjadinya riba, misal sama sama emas 3 gram, maka tidak boleh ada selisih, syarat emas harus sama nilainya. Riba pada emas seperti selisih nilai, selisih tempo, contohnya biasa terjadi pada ibu – ibu yang menukar emas lamanya diganti dengan emas yang baru kemudian diharuskan menambah, maka ini tidak dibolehkan, emas dan perak, selisih tidak mengapa namun syaratnya pada hari itu. Kemudian riba yang terjadi pada kurma, disebutkan dalam hadis riwayat Abu Hurairah RadhiyAllahu’anhu: “Bahwa Rasulullah ShallAllahu alaihi wassalam. Mengutus saudara Bani Adi Al-Anshari sebagai wakil beliau di Khaibar. Kemudian ia datang membawa kurma janib (kurma bermutu baik). Rasulullah ShallAllahu alaihi wassalam. Bertanya kepadanya: Apakah semua kurma Khaibar seperti ini? Dia menjawab: Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, kami membeli satu sha` kurma ini dengan dua sha` kurma jelek. Rasulullah ShallAllahu alaihi wassalam. Bersabda: Janganlah kamu berbuat demikian. Tetapi tukarlah dengan yang sejenis, atau juallah ini (kurma yang jelek) lalu belilah kurma yang baik dengan uang penjualannya dan demikian juga dengan timbangan”. (Shahih Muslim No.2983)

        Banyak di sekitar kita bahkan kita sering melihat dari pedagang besar sampai pedagang kecil, termasuk pada bank, koperasi, instansi, dan lainnya menganggap bahwa riba sudah menjadi hal biasa. Ancaman dosa riba disebut dalam hadist Rasulullah SAW diceritakan “Pada waktu aku dimi’rajkan ke langit, aku memandang ke langit dunia, ternyata di sana terdapat banyak orang yang memiliki perut seperti rumah-rumah yang besar dan telah doyong perut-perut mereka. Mereka dilemparkan dan disusun secara bertumpuk di atas jalur yang dilewati oleh para pengikut Fir’aun. Mereka diberdirikan di dekat api neraka setiap pagi dan sore hari. Mereka berkata: “Wahai Rabb kami, janganlah pernah terjadi hari kiamat”. Aku tanyakan, “Hai Jibril, siapa mereka?” Jawabnya, “Mereka adalah para pemakan riba dari kalangan umatmu yang tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila”. Seharusnya kita seorang muslim mensuport pada lembaga lembaga syariah, ini adalah dukungan kita pada syariah, maka upaya yang syariah tentu akan mendapatkan sesuatu yg baik.

        Allah akan membinasakan riba dan menyuburkan sedekah, ada 2 macam membinasakan riba pertama Allah akan binasakan hakiki, misal kebakaran, kehilangan barang barang yang dimiliki, kedua, seseorang akan kehilangkan berkah dalam hidupnya misal, gaji 10 juta per bulan namun dalam kehidupannya uang selalu kekurangan, ada saja masalah dsb. Allah memerintahkan engkau meninggalkan riba dan mendekat pada Allah maka itu akan diampuni, harta – harta riba yang digunakan untuk ibadah kepada Allah tidak diterima karena Allah menerima yg baik baik saja.

        Akibat dari diterapkannya riba yaitu pertama, mendolimi orang, kedua, merusak perputaran ekonomi, Kita dilarang riba dan dianjurkan jual beli. Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan mengganti dengan sesuatu yang baik. Islam mengajarkan kita bekerja, kasih sayang, islam tidak hanya memberi peringatan tapi juga memberikan solusi. Kalau umat islam memahami seperti ini kemudian terus berusaha, sekiranya saudara - saudara yang lain akan ikut terbantu.
Share This :
Anwar

Keberhasilan Dakwah melalui Evaluasi Berkelanjutan Part - 1

Mereka yang berdakwah pasti beranggapan bahwa pemahamannya terhadap syariah itu benar, meski bisa saja salah. Demikian pula, Anda harus bera...