banner saya
MASIGNCLEAN101

Keberhasilan Dakwah melalui Evaluasi Berkelanjutan Part - 1

Keberhasilan Dakwah melalui Evaluasi Berkelanjutan Part - 1
Mereka yang berdakwah pasti beranggapan bahwa pemahamannya terhadap syariah itu benar, meski bisa saja salah. Demikian pula, Anda harus berasumsi bahwa pendapat orang lain salah, padahal mungkin saja benar. Hal ini akan membuka peluang bagi mereka untuk mendakwahkan Islam dan hukum-hukumnya sesuai pemahaman mereka dan menaati hukum-hukum tersebut. Mereka hendaknya berusaha mengubah cara pandang orang lain yang dianggap salah, meskipun ada kemungkinan mereka benar; maka paksalah diri Anda untuk mengikuti pemahaman mereka, yaitu pemahaman yang mereka anggap benar, meskipun ada kemungkinan salah.

 Atas dasar ini seseorang tidak dapat mengatakan bahwa pendapatnya adalah pendapat Islam. Apa yang ingin mereka katakan adalah visi Islam. Para pemimpin madzhab di bawah mujtahid berpendapat bahwa sikap mereka terhadap syariat adalah benar, namun ada kemungkinan salah. Masing-masing dari mereka berkata, “Jika hadis itu benar (shahih), maka itu madzhab saya dan jika salah, maka pendapat saya jauh.” Para da'i harus menyampaikan pendapat yang telah mereka tetapkan atau kerjakan dan sampai pada suatu pendapat yang mereka pahami, dan itulah pendapat yang benar, sekalipun ada kemungkinan salah. Sedangkan dari segi agama, keimanannya terhadap Islam sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Para pengemban dakwah menganggap pendapatnya sebagai berikut karena Da'Wah memerlukan usahanya untuk mencapai kesempurnaan. Dakwah juga menuntut mereka untuk memperbaiki/mengembalikan hakikat kebenaran dan selalu mengevaluasi segala sesuatu yang mereka ketahui dan pahami, untuk memilih kasus-kasus yang dapat dipengaruhi oleh urusan luar (bukan oleh Islam); Dan dia berusaha mempertahankan gagasan dan pemahaman mereka, sehingga dia menjadi bagian dari Tsaqafah Islam. Semua itu dilakukan agar pemahaman mereka tetap berada di atas kebenaran dan pemikiran mereka tetap dalam, jernih, dan murni. Karena kejelasan Fikrah dan kebebasan Tariqah da'wah adalah satu-satunya jaminan untuk mencapai kesuksesan dan mempertahankan kesuksesan. Namun melakukan seleksi (berpikir) berarti menggapai kebenaran, bukan sekadar bermain-main dan mengagumi, ibarat diterpa badai. Pemikiran-pemikirannya (hasil seleksinya) juga harus mempunyai pemahaman yang baku karena berasal dari pemikiran yang mendalam dan pemikiran ini lebih baik dari pemahaman lainnya. Para pengemban dakwah harus selalu sadar akan dakwahnya dan pemahamannya terhadap dakwah. Anda juga harus selalu berhati-hati terhadap memfitnah dari orang yang ingin menolak pengertian Anda. Fitnah seperti ini sangat berbahaya dalam dakwah. Allah mengingatkan Nabi tentang fitnah semacam ini.

Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.. (TQS. Al-Maidah [5]: 49)

Sayyidina 'Umar ra. berkata kepada Qadli Shuraih memerintahkannya untuk merujuk pada Kitab Allah dan berkata: “Jangan biarkan mereka mengalihkan perhatianmu dari Kitab Allah yang dijaga oleh orang-orang yang selalu memperhatikannya.”


Dakwah dengan menyebarkannya berkedok kemaslahatan, padahal pendapatnya bertentangan dengan Islam. Anda harus berhati-hati terhadap hal-hal seperti itu dan tidak memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk melakukannya, karena hal seperti itu adalah kesalahan yang nyata. Harus dibedakan antara Dakwah untuk mengajak masyarakat masuk Islam dan Dakwah untuk meneruskan kehidupan Islam. Perlu juga dibedakan antara dakwah yang dilakukan oleh komunitas di kalangan masyarakat, misalnya Kutlah Islam (kelompok/partai), dan dakwah yang dilakukan oleh Daulah Islam.
Share This :
Anwar

Keberhasilan Dakwah melalui Evaluasi Berkelanjutan Part - 1

Mereka yang berdakwah pasti beranggapan bahwa pemahamannya terhadap syariah itu benar, meski bisa saja salah. Demikian pula, Anda harus bera...